PENGARUH
GENTRIFIKASI TERHADAP POLA BUDAYA MASYARAKAT KOTA
Diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah: Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa
![]() |
DWI OKNAWATI
2012210020
ILMU
ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2013
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ditengah kapadatan
penduduk di kota saat ini, menyebabkan banyak penduduk masyarakat yang bertempat
tinggal ditengah perkotaan kini mulai
pindah tempat kedaerah yang strategis yaitu didaerah pinggiran perkotaan
seperti didesa (gentrifikasi), Gentrifikasi merupakan proses masuknya penduduk yang
lebih mampu ke kawasan yang awalnya kurang baik, diikuti adanya revitalisasi
kawasan dan memicu perubahan nilai lahan dan struktur sosial.
hal tersebut dilakukan dengan banyak
pertimbangan salah satunya dari segi negatif dan positif gentrifikasi, mereka
melakukan aktifitas dan budaya baru yang dilakukan dipinggiran kota dengan
membangun rumah mewah(perumahan), vila dll di pinggiran kota untuk hidup lebih
nyaman dan aman .
1.2 RUMUSAN
MASALAH
- Apa pengertian gentrifikasi?
- Apa pengertian kota dan bagaimana struktur sosial kota serta karateristik masyarakat kota ?
- Apakah pengaruh gentrifikasi terhadap pola budaya masyarakat?
1.3 TUJUAN MASALAH
1.
Mengetahui pengetian gentrifikasi
2.
Mengetahui pengertian kota,struktur
sosial kota serta karakteristik masyarakat kota
3.
Mengetahui pengaruh gentrifikasi
terhadap pola budaya masyarakat kota
BAB
11
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN GENTRIFIKASI
Gentrifikasi merupakan proses
masuknya penduduk yang lebih mampu ke kawasan yang awalnya kurang baik, diikuti
adanya revitalisasi kawasan dan memicu perubahan nilai lahan dan struktur
sosial.
Gentrifikasi menandakan perubahan
sosial budaya di wilayah yang tercipta akibat penduduk kaya membeli properti
perumahan di permukiman yang kurang makmur. Akibat gentrifikasi, pendapatan
rata-rata meningkat dan ukuran keluarga rata-rata berkurang di masyarakat yang
dapat mengakibatkan pengusiran ekonomi secara tidak resmi terhadap penduduk
berpendapatan rendah karena harga sewa, rumah, dan pajak properti meningkat.
Jenis perubahan penduduk ini mengurangi penggunaan lahan industri
karena dipakai untuk pembangunan komersial dan perumahan. Selain itu, bisnis
baru yang melayani basis konsumen kaya akan pindah ke kawasan yang dulunya
makmur, sehingga meningkatkan kemungkinan perpindahan penduduk kaya dan
mengurangi aksesibilitas terhadap warga asli yang kurang makmur.
Gentrifikasii
sering mengubah karakter heterogen suatu masyarakat menjadi sebuah masyarakat
yang homogen secara ekonomi yang dianggap memiliki karakter pinggiran kota.
Proses ini kadang dibuat layak oleh investasi real estat swasta dukungan
pemerintah yang memperbaiki infrastruktur lokal melalui pajak tunggakan,
hipotek untuk warga miskin dan pembeli rumah pertama, dan insentif keuangan
bagi pemilik perumahan sewa yang tidak terawat. Setelah diterapkan, tindakan perkembangan ekonomi
ini bertujuan untuk mengurangi kejahatan properti setempat, meningkatkan nilai properti dan
harganya dan meningkatkan pendapatan pajak.
Tindakan
politik, untuk mendukung atau menentang gentrifikasi, sering menjadi respon
masyarakat terhadap pengusiran ekonomi yang tidak diharapkan disebabkan oleh
harga sewa naik yang membuat penghunian lanjutan di kawasan tersebut tidak
layak lagi. Peningkatan nilai properti ini menyebabkan pajak properti
berdasarkan nilai properti meningkat; pemilik hunian yang tidak mmapu membayar
pajak terpaksa menjual hunian mereka dan pindah ke kawasan permukiman yang
lebih murah.
Terdapat berbagai macam sudut padang
dan pengertian dari gentrifikasi, namun dalam pembahasan ini gentrifikasi yang
dimaksud yaitu dalam konteks perdesaan dimana adanya pergerakan penduduk ke
wilayah perdesaan melalui imigrasi yang dilakukan oleh penduduk kelas menengah
atas dari wilayah perkotaan (Phillips, Rural Gentrification and the
Processes of Class Colonisation, 1993). Perpindahan ini biasanya diikuti
dengan adanya pembangunan perumahan kelas menengah atas, perbaikan akses
infrastruktur, dan perbaikan kualitas fisik dan lingkungan wilayah perdesaan
sehingga menimbulkan aktivitas dan daya tarik baru di wilayah ini. Dampak
lanjutan dari adanya perpindahan penduduk kelas menengah atas tersebut adanya
pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang menunjang kebutuhan hidup
sehari-hari seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, sekolah, dll. Untuk itu terjadi
perubahan karakteristik wilayah perdesaan di pinggiran kota menjadi kawasan
yang lebih terbangun dan bercirikan kegiatan perkotaan.
2.2
PENGERTIAN KOTA ,STRUKTUR SOSIAL KOTA DAN KARATERISTIK MASYARAKAT KOTA
1. PENGERTIAN KOTA
Kota merupakan
kawasan pemukiman secara fisik ditunjukan oleh kumpulan rumah- rumah yang
mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung
kehidupan warganya secara mandiri. Wirth dalam buku yang berjudul modernisasi(Schoorl,
JW., 1984:274) mendefisinikan kota sebagai tempat pepemukiman yang
relatif besar, berpenduduk padat dan permanen dari individu- individu yang
secara sosial hiterogen.
2.STRUKTUR SOSIAL KOTA
Ketika kota-
kota semakin tergentrifikasi dan meliputi berbagai suku dan masyarakat, maka
asosiasi- asosiasi model rulal tradisional telah pula berkembang menjadi
organisasi- organisasi yang meliputi
gotong royong , olahraga, politik, pemuda, kebudayaan, seni, regional,
keagamaan dll. Seperti halnya dengan status, struktur sosialdan posisi yang inheren
denganya dalam berbagai masyarakat, ditentukan oleh berbagai faktor pula. Yang
ialah bahwa faktor- faktor yang kriterianya sebagian besar didasarkan pada achievement dan
interest.
Kontrol sosial
dalam kota, khususnya bila komunitas kota telah mencapai dimensi – dimensi
metropolis modern akan mencerminkan beraneka ragam kontak sosial, aneka ragam
tata krama sosial dan predomenasi hubungan sekunder, yang menandai masyarakat
yang kompleks, pengendalian sosial sebagian besar dijalankan oleh asosiasi yang
tersepesialisasi dengan norma- norma yang bersifat asosiasional, termasuk badan
hukum interpesonal.
Beberapa ciri
struktur sosial kota sebagai berikut:
1.
Diferensi ekonomi yang menjadi landasan terjadinya
pengelompokan sosial, baik secara vertikal maupun horizontal
2.
Spesialisasi kerja kedalam semi skilled skilled, yang
menjurus kepada perkembangan profesionalisme
3.
Hubungan sosial yang yang bersifat kompetitif yang
mendorong anggota masyarakat mencapai prestasi tinggi
4.
Mobilitas yang tinggi baik verikal maupun horizontal
karena status lebih didasarkan pada prestasi dan perhatian
5.
Hubungan sosial menjadi leih sekunder
Suatu akibat
oleh adanya struktur sosial dengan ciri-ciri tersebut diatas bahwa penduduk
kota semakin terkelompok oleh asosiasi sekunder dan brdasarkan kepentingan
tertentu. Jarak sosial antar individu semakin besar sehingga membentuk
idividualisme, yakni bahwa individu dengan sepesialisasi dan kebebasanya yang
semakin besar itu malah semakin bergantung pada sepesialisasi pihak atau
individu lainya.
Semakin besar
suatu kota semakin besar dan tajam spesialisasi itu sehingga menyebabkan
terbentuknya struktur ekologis yakni terbagi baginya ruan menjadi zona- zona
kegiatan niaga dan bisnis, zona pemukiman semakin padat dan sesak, zona
pemukiman kelas menengah, zona kosentrasi industri.
3.KARATERISTIK MASYARAKAT KOTA
Masyarakat
kota mempunyai aspek negatif maupun
positif, Karateristik masyarakat kota sering disebut juga urban community.
Masyarakat kota lebih ditekan kan pada sifat- sifat kehidupannya serta ciri-
ciri kehidupanya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Perhatian khusus
masyarakat kota tidak terbatas pada aspek- aspek pakaian, makanan dan perumahan
, tetapi mempunyai perhatian lebih luas lagi. Orang- orang kota sudah memandang
penggunaan kebutuhan hidup, artinya oleh hanya sekedarnya atau apa adanya. Ada beberapa ciri yang menonjol pada
masyarakat kota diantaranya:
1. Kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan didesa,
kehidupan masyarakat berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan. Cara
kehidupan mempunyai kecenderungan kearah keduniawian.
2. Orang
kota pada umumnya dapat bmengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang laiin. Kehiduapan dikota sering sukar disatukan, sebab kepentingan, paham
politik, perbedaan agama dan sebagainya.
3. Pembagian
kerja diantara warga- warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas- batas
yang nyata. Miaslnya PNS lebih banyak bergaul dengan rekan- rekanya daripada
tukang becak dll.
4. Kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaaan juga lebih banyak masyarakat kota daripada desa
karena banyaknya sektor industri dan banyak jenis pekerjaan yang ada dikota.
5. Jalan
kehidupan yang cepat dikota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga
kota.
6. Perubahan
– perubahan sosial budaya tampak dengan nyata, kaerana kota biasanya terbuka
dalam menerima pengaruh- pengaruh dari luar seperti halnya westernisasi ,
sehingga mnghilangkan budaya yang ada.
2.3 PENGARUH GENTRIFIKASI TERHADAP
POLA BUDAYA MASYARAKAT KOTA
Kajian pengaruh gentrifikasi ditinjau
dari aspek sosial dan pola budaya
masyarakat kota terkait kependudukan dan interaksi masyarakat; ekonomi dalam
hal kriminalitas, aktivitas ekonomi, nilai lahan, dan fisik terkait dengan guna
lahan dan kawasan. Berdasarkan pengaruh gentrifikasi, ada pengaruh positif yang
menguntungkan masyarakat setempat dan pengaruh negatif yang merugikan. Pengaruh
gentrifikasi terhadap aspek sosial masyarakat dipinggiran kota atau di desa
yang menjadi lebih ramai dengan hunian penduduk pindahan dari kota, perbedaan
prilaku penghuni penduduk pendatang dari kota yang sifatnya menyewa dan menetap.
Jika dilihat dari unsur pola budaya masyarakat dengan adanya gentrifikasi
tersebut bisa merusak budaya yang sudah ada dipinggiran kota penduduk baru dengan
meninggalkan dan tidak mengikuti budaya
yang sudah tertanam disitu serta meremehkan budaya yang sudah ada dipinggiran
kota tersebut, karena masyarakat kota sudah biasa dengan budayanya yang dari
kota.
Akibat gentrifikasi tersebut
menyebabkan menurunnya interaksi antar RT,RW atau lingkungan hunian yang ada
dipinggiran kota dan penurunan etika moral pada anak muda, serta semua
masyarakat yang ada dipinggiran kota. Pengaruh gentrifikasi terhadap aspek
ekonomi meliputi penduduk yang perekonomiannya membaik; meningkatnya peluang
bisnis sehingga warga memilih berwiraswasta dan warga juga memiliki usaha
sampingan; aktivitas perdagangan dan jasa tumbuh pesat di pinggiran kota, dan
mulai sering terjadi kasus pencurian, tindak kriminalitas terutama pada
perumahan- perumahan setempat. Pengaruh gentrifikasi terhadap aspek fisik
meliputi perkembangan guna lahan untuk permukiman dan perdagangan yang
mengurangi proporsi estetika kawasan
yang membaik dari segi arsitektur, kebersihan, dan permanensi bangunan;
munculnya rumah-rumah baru untuk keluarga kecil; pemerataan pelayanan
infrastruktur yang belum mengimbangi kebutuhan penduduk. Kesimpulannya bahwa kawasan dari kota yang mengalami gentrifikasi bisa memberi pengaruh yang positif terhadap
perkembangan kawasan yang ada dipinggiran kota. Rekomendasinya adalah
memakismalkan pengaruh positif dan mengantisipasi pengaruh negatif dari
gentrifikasi tersebut terutama terkait penyesuaian rencana tata ruang.
BAB
VI
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Gentrifikasi merupakan proses
masuknya penduduk yang lebih mampu ke kawasan yang awalnya kurang baik, diikuti
adanya revitalisasi kawasan dan memicu perubahan nilai lahan dan struktur
sosial. Perpindahan ini biasanya diikuti dengan adanya pembangunan perumahan
kelas menengah atas, perbaikan akses infrastruktur, dan perbaikan kualitas
fisik dan lingkungan wilayah perdesaan sehingga menimbulkan aktivitas dan daya
tarik baru di wilayah ini. Dampak lanjutan dari adanya perpindahan penduduk
kelas menengah atas tersebut adanya pembangunan fasilitas umum dan fasilitas
sosial yang menunjang kebutuhan hidup sehari-hari seperti pusat perbelanjaan,
perkantoran, sekolah, dll. Untuk itu terjadi perubahan karakteristik wilayah
perdesaan di pinggiran kota menjadi kawasan yang lebih terbangun dan bercirikan
kegiatan perkotaan.
3.2 KRITIK
& SARAN
Ø KRITIK
1. Dengan adanya Gentrifikasi dapat
menghilangkan pola kebudayaan pada
masyarakat sebelumnya yakni masyarakat pinggiran kota
2. Akibat gentrifikasi tersebut mengurangi lahan untuk
pertanian, disisi lain kondisi lingkungan yang ada dipinggiran kota menjadi
tidak aman karena sudah banyak tindak kriminalitas yang masuk dikawasan
tersebut.
Ø SARAN
Dengan adanya gentrifikasi sangat
menguntungkan bagi para wiraswasta dan pembisnis karena setelah adanya para
masyarakat kota yang pindah kepinggiran kota tersebut peluang usaha sangat
besar, selain itu meningkatnya pembangunan seperti tempat pendidikan, pasar
modern dan tradisional, tertatanta tata ruang lingkungan yang indah dan tertata
rapi.