RESUM
PERILAKU
ORGANISASI PUBLIK
Masalah
organisasi publik
Paradigma
saat ini tentang organisasi banyak terjadi penyimpangan perilaku organisasi
yang mengakibatkan sering terjadinya konflik, hal itu diakibatkan karena tidak adanya kepemimpinan dengan
pendekatan “SMART’,
selain itu juga dari budaya organisasi yang pola teladan kepercayaan nilai-
nilai dan harapan yang tidak sesuai. Konflik organisasi karena ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota
organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi
sumber daya- sumber daya yang terbatas atau karena kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan: Status, Tujuan, Nilai, Persepsi,
perbedaan pendapat dll. Sehingga timbulah suatu konflik yang
berujung stress. Paradigma bounded
rationality cenderung rasional yang dibatasi sehingga munculah suatu
konflik.
Hakekat perilaku organisasi
sebagai wadah ,isi dan proses artinya sebagai wadah di mana kegiatan manejemen dijalankan
sedangkan sebagai proses yaitu di mana terjadi
interaksi antar orang- orang yang menjadi anggota organisasi yang bersangkutan.
Perilaku organisasi merupakan cara berfikir, perilaku adalah efektifitas yang
ada pada kelompok dan tingkat organisasi. Untuk itu bagaimana
upaya pemimpin bisa mengatasi konflik tersebut dengan value konflik yang
positif dan tidak mengakibatkan stress terhadap anggotanya. Untuk itu sangat
penting SMART Leadership dalam suatu organisasi untuk control / pengawasan terhadap
organisasi sehingga bisa mencegah timbulnya stress, dalam sebuah organisasi.
Efektifitas sebuah organisasi jika kondisi dan karakter setiap individu yang
terlibat didalamnya pola piker, perilaku pelaku aktif.
Etimologi
Secara etimologi perilaku merupakan bentuk aktivitas yang
dilakukan , sedangkan organisasi yaitu sekumpulan satu orang atau lebih yang
bekrjasama untuk mencapai tujuan.
Hakekat organisasi
yaitu sebagai wadah , sebagai isi atau proses, efektifitas sebuah organisasi
dimana kondisi dan karakter setiap individu yang terlibat didalamnya pola
pikir, perilaku, pelaku aktif.
Azas organisasi menurut James D. Monay
ada dua yaitu:
1.
azas koordinasi : hubungan, aksi, interaksi
2.
Azas hirarki : tingkatan
Perilaku
Publik
Pengertian perilaku organisasi untuk multi disiplin dapat
digambarkan dalam beberapa hal, yaitu:
1.
Perilaku organisasi adalah cara
berfikir, perilaku adalah aktivitas yang ada pada diri individu, kelompok, dan
tingkat organisasi;
2.
Perilaku organisasi adalah multi
disiplin yang mencakup teori, metode dan prinsip-2 dari berbagai disiplin ilmu;
3.
Dalam perilaku organisasi terdapat
suatu orientasi kepamunisaan, di mana terdapat perilaku, persepsi perasaan, dan
kapasitas pembelajar;
4.
Perilaku organisasi berorientasi
pada kinerja, tujuan organisasi adalah meningkatkan produktivitas, bagaimana
perilaku organisasi ini dapat mencapai tujuan tersebut;
5.
Lingkungan eksternal sangat
memberikan pengaruh terhadap perilaku organisasi;
6.
Untuk mempelajari perilaku
organisasi ini perlu menggunakan metode ilmiah, karena bidang perilaku
organisasi ini sangat tergantung dari disiplin ilmu yang meliputinya.
Sumber:
Veithzal
Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Rajawali Pers,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009.
Perilaku
orgaisasi adalah bidang dtudi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh
individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi ,yang
bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan keefektifan
suatu organisasi.
Sumber:
Sthepen
P. Robbins dan Timothy A. Judge , perilaku organisasi, PT.salemba empat, 2008
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi adalah cara berfikir, perilaku dalam
aktivitas yang ada pada diri individu, kelompok, dan tingkat organisasi untuk
meningkatkan keefektifan suatu organisasi .
Konflik
Pada hakekatnya konflik dapat
didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistic
antara dua atau lebih pihak.
Konflik organisasi (organizational conflict) adalah ketidak
sesuaian antara dua atau lebih
anggota-anggota atau kelompok-2 organisasi yang timbul karena adanya kenyataan
bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau kegiatan-2
kerja dan/atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan: status,
tujuan, nilai dan prespsi.
Dari pegertian diatas dapat disimpulkan bahwa konflik yaitu suatu
pertentangan dalam hubungan manusia yang terjadi disuatu organisasi karena adanya
peredan presepsi, nilai antara pihak 1 dan pihak lainya.
Sumber:
T. Hani Handoko, Manajemen edisi
2, BPFE- Yogyakarta, 2012 (hal. 346)
Budaya Organisasi
Budaya organisasi yaitu apa yang karyawan rasakan dan
bagaimana pesepsi ini menciptakan sesuatu pola teladan kepercayaan ni;ai- nilai
dan harapan
Kajian budaya dalam bidang studi organisasi bermula ketika
terjadi perubahan paradigma dalam cara memandang organisasi yakni ketika
organisasi tidak lagi dipandang semata-mata sebagai instrument membantu manusia
memenuhi kebutuhan-2 nya, tetapi organisasi dipandang seolah-olah sebagai
makhluk hidup (living systems) dan sebagai sebuah masyarakat di mana aspek
kehidupan organisasi dan lingkungannya lebih mendapat perhatian ketimbang
menempatkan organisasi sekedar sebagai alat;
Keharusan beradaptasi dengan lingkungan secara tidak
langsung menunjukkan bahwa organisasi sesungguhnya tidak berada pada ruang
isolasi yang terpisah dari lingkungannya; Organisasi juga dianggap tidak
statis, sebaliknya organisasi merupakan bagian integral dari sebuah system yang
lebih besar yang secara dinamik selalu mengalami perubahan; Semakin lingkungan
berubah semakin organisasi dituntut untuk menyesuaikannya; Sebagai makhluk
hidup, selain dituntut untuk memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan
eksternal, kehidupan internal organisasi juga dianalisis dan dipahami dengan
cara berbeda; Sebagai contoh, sekumpulan orang yang menjadi anggota organisasi
bukan sekedar kumpulan orang-2 yang bekerja untuk organisasi bukan sekedar
kumpulan orang-2 yang bekerja untuk organisasi dan semuanya berfikiran rasional
melainkan mereka adalah sebuah masyarakat dengan segala atributnya;
Layaknya
sebuah masyarakat dengan demikian hal-2 berikut mungkin saja terjadi dalam
sebuah organisasi;
1.
Keanggotaan sebuah organisasi
umumnya berasal dari individu-2 yang berbeda latar belakang, tata nilai dan
budaya;
Bahkan
tujuan masing-2 ketika bergabung dengan organisasi juga bisa berbeda;
Itulah
sebabnya organisasi harus bisa memenuhi kebutuhan setiap individu yang terlibat
dalam organisasi agar pada saat yang sama mereka mau membantu organisasi
mencapai tujuan-2 nya;
2.
Keberadaan masing-2 anggota
organisasi bisa dikatakan tidak bebas nilai karena sebelumnya bergabung dengan
organisasi mereka telah memiliki tata nilai dan budaya yang diadopsi dari tata
nilai dan budaya masyarakat di luar organisasi;
Organisasi
dengan demikian merupakan bertemunya berbagai macam tata nilai dan budaya yang
bahkan memungkinkan terciptanya tata nilai dan budaya baru;
3.
Sebagai sebuah masyarakat maka di
dalam organisasi terjadi interaksi social antar para anggotanya;
Akibatnya
hubungan di antara mereka juga bukan hannya hubungan formal, lebih dari itu
terkadang lebih bersifat informal, emosional dan cultural;
Oleh
karenanya para pengelola organisasi diharapkan bisa member perhatian yang
seimbang terhadap kedua aspek tersebut yakni aspek formal dan informal;
Dari pengertian diatas dapat disimpilkan bahwa budaya
organisasi adalah dalam suatu lingkungan organisasi harus bisa berdaptasi dan
berinteraksi sesama anggota organisasi lainya, saling mengenal dan menghargai
adalah kunci keberhasilan dalam budaya organisasi.
Sumber:
Achmad
Sobirin, 2009, Budaya Organisasi, Pengertian, makna dan
aplikasinya dalam kehiduoan organisasi, Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta
Manajemen stres
Stres didefinisikan sebagai respons adaptif terhadap situasi
ekternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku
pada anggota organisasi.
Penting
juga untuk menunjukkan bahwa:
1.
Stres bukan hannya masalah
kecemasan;
Pada
dasarnya, kecemasan terjadi dalam lingkup emosional dan psikologis, sementara
stres terjadi dalam lingkup emosional, psikologis, dan juga fisik.
2.
Stres bukan hanya ketegangan saraf;
Seperti
kecemasan, ketegangan saraf mungkin dihasilkan oleh stres, tetapi keduanya
tidak sama. Orang yang pingsan menunjukkan stres, dan beberapa orang
“mengendalikannya” serta tidak menunjukkannya nelalui ketegangan saraf;
3.
Stres bukan sesuatu yang selalu
merusak, buruk, atau dihindari; stres tidak merusak atau buruk. Tetapi
sebaliknya, merupakan sesuatu yang perlu dicari, bukannya dihindari. Tentu saja
kuncinya adalah bagaimana manusia menangani stres. Stres tidak dapat dielakkan;
Stres dapat dicegah atau dikontrol secara efektif.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai
respons adaptif terhadap situasi ekternal yang menghasilkan penyimpangan fisik,
psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi, biasanya dipengaruhi
adanya masalah dan dilnadasi dengan emosi yang tinggi sehingga saraf tidak
mampu mengendalikan sehingga mengakibatkan stress.
Sumber:
Fred
Luthans, 2006, Organizational Behavior, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar