Senin, 02 November 2015

PERILAKU ORGANISASI PUBLIK



RESUM
PERILAKU ORGANISASI PUBLIK
Masalah organisasi publik
Paradigma saat ini tentang organisasi banyak terjadi penyimpangan perilaku organisasi yang mengakibatkan sering terjadinya konflik, hal itu diakibatkan karena tidak adanya kepemimpinan dengan pendekatan “SMART’, selain itu juga dari budaya organisasi yang pola teladan kepercayaan nilai- nilai dan harapan yang tidak sesuai. Konflik organisasi karena ketidak sesuaian  antara dua atau lebih anggota-anggota organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan: Status, Tujuan,  Nilai,  Persepsi, perbedaan pendapat dll. Sehingga timbulah suatu konflik yang berujung stress. Paradigma bounded rationality cenderung rasional yang dibatasi sehingga munculah suatu konflik.
Hakekat perilaku organisasi  sebagai wadah ,isi dan proses artinya   sebagai wadah di mana kegiatan manejemen dijalankan sedangkan  sebagai proses yaitu di mana terjadi interaksi antar orang- orang yang menjadi anggota organisasi yang bersangkutan. Perilaku organisasi merupakan cara berfikir, perilaku adalah efektifitas yang ada pada kelompok dan tingkat organisasi. Untuk itu bagaimana upaya pemimpin bisa mengatasi konflik tersebut dengan value konflik yang positif dan tidak mengakibatkan stress terhadap anggotanya. Untuk itu sangat penting SMART Leadership dalam suatu organisasi untuk control / pengawasan terhadap organisasi sehingga bisa mencegah timbulnya stress, dalam sebuah organisasi. Efektifitas sebuah organisasi jika kondisi dan karakter setiap individu yang terlibat didalamnya pola piker, perilaku pelaku aktif.

Etimologi
Secara etimologi  perilaku merupakan bentuk aktivitas yang dilakukan , sedangkan organisasi yaitu sekumpulan satu orang atau lebih yang bekrjasama untuk mencapai tujuan.
Hakekat organisasi yaitu sebagai wadah , sebagai isi atau proses, efektifitas sebuah organisasi dimana kondisi dan karakter setiap individu yang terlibat didalamnya pola pikir, perilaku, pelaku aktif.
Azas organisasi menurut James D. Monay ada dua yaitu:
1.       azas koordinasi : hubungan, aksi, interaksi
2.      Azas hirarki : tingkatan

Perilaku Publik
Pengertian perilaku organisasi untuk multi disiplin dapat digambarkan dalam beberapa hal, yaitu:
1.       Perilaku organisasi adalah cara berfikir, perilaku adalah aktivitas yang ada pada diri individu, kelompok, dan tingkat organisasi;
2.       Perilaku organisasi adalah multi disiplin yang mencakup teori, metode dan prinsip-2 dari berbagai disiplin ilmu;
3.       Dalam perilaku organisasi terdapat suatu orientasi kepamunisaan, di mana terdapat perilaku, persepsi perasaan, dan kapasitas pembelajar;
4.       Perilaku organisasi berorientasi pada kinerja, tujuan organisasi adalah meningkatkan produktivitas, bagaimana perilaku organisasi ini dapat mencapai tujuan tersebut;
5.       Lingkungan eksternal sangat memberikan pengaruh terhadap perilaku organisasi;
6.       Untuk mempelajari perilaku organisasi ini perlu menggunakan metode ilmiah, karena bidang perilaku organisasi ini sangat tergantung dari disiplin ilmu yang meliputinya.
Sumber:
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Rajawali Pers, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009.
Perilaku orgaisasi adalah bidang dtudi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi ,yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi.
Sumber:
Sthepen P. Robbins dan Timothy A. Judge , perilaku organisasi,  PT.salemba empat, 2008
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi adalah cara berfikir, perilaku dalam aktivitas yang ada pada diri individu, kelompok, dan tingkat organisasi untuk meningkatkan keefektifan suatu organisasi .
Konflik
Pada hakekatnya konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistic antara dua atau lebih pihak.
Konflik organisasi (organizational conflict) adalah ketidak sesuaian  antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-2 organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau kegiatan-2 kerja dan/atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan: status, tujuan, nilai dan prespsi.
Dari pegertian diatas dapat disimpulkan bahwa konflik yaitu suatu pertentangan dalam hubungan manusia yang terjadi disuatu organisasi karena adanya peredan presepsi, nilai antara pihak 1 dan pihak lainya.
Sumber:
T. Hani Handoko, Manajemen edisi 2,  BPFE- Yogyakarta, 2012 (hal. 346)

Budaya Organisasi
Budaya organisasi yaitu apa yang karyawan rasakan dan bagaimana pesepsi ini menciptakan sesuatu pola teladan kepercayaan ni;ai- nilai dan harapan
Kajian budaya dalam bidang studi organisasi bermula ketika terjadi perubahan paradigma dalam cara memandang organisasi yakni ketika organisasi tidak lagi dipandang semata-mata sebagai instrument membantu manusia memenuhi kebutuhan-2 nya, tetapi organisasi dipandang seolah-olah sebagai makhluk hidup (living systems) dan sebagai sebuah masyarakat di mana aspek kehidupan organisasi dan lingkungannya lebih mendapat perhatian ketimbang menempatkan organisasi sekedar sebagai alat;
Keharusan beradaptasi dengan lingkungan secara tidak langsung menunjukkan bahwa organisasi sesungguhnya tidak berada pada ruang isolasi yang terpisah dari lingkungannya; Organisasi juga dianggap tidak statis, sebaliknya organisasi merupakan bagian integral dari sebuah system yang lebih besar yang secara dinamik selalu mengalami perubahan; Semakin lingkungan berubah semakin organisasi dituntut untuk menyesuaikannya; Sebagai makhluk hidup, selain dituntut untuk memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan eksternal, kehidupan internal organisasi juga dianalisis dan dipahami dengan cara berbeda; Sebagai contoh, sekumpulan orang yang menjadi anggota organisasi bukan sekedar kumpulan orang-2 yang bekerja untuk organisasi bukan sekedar kumpulan orang-2 yang bekerja untuk organisasi dan semuanya berfikiran rasional melainkan mereka adalah sebuah masyarakat dengan segala atributnya;
Layaknya sebuah masyarakat dengan demikian hal-2 berikut mungkin saja terjadi dalam sebuah organisasi;
1.       Keanggotaan sebuah organisasi umumnya berasal dari individu-2 yang berbeda latar belakang, tata nilai dan budaya;
Bahkan tujuan masing-2 ketika bergabung dengan organisasi juga bisa berbeda;
Itulah sebabnya organisasi harus bisa memenuhi kebutuhan setiap individu yang terlibat dalam organisasi agar pada saat yang sama mereka mau membantu organisasi mencapai tujuan-2 nya;
2.       Keberadaan masing-2 anggota organisasi bisa dikatakan tidak bebas nilai karena sebelumnya bergabung dengan organisasi mereka telah memiliki tata nilai dan budaya yang diadopsi dari tata nilai dan budaya masyarakat di luar organisasi;
Organisasi dengan demikian merupakan bertemunya berbagai macam tata nilai dan budaya yang bahkan memungkinkan terciptanya tata nilai dan budaya baru;
3.       Sebagai sebuah masyarakat maka di dalam organisasi terjadi interaksi social antar para anggotanya;
Akibatnya hubungan di antara mereka juga bukan hannya hubungan formal, lebih dari itu terkadang lebih bersifat informal, emosional dan cultural;
Oleh karenanya para pengelola organisasi diharapkan bisa member perhatian yang seimbang terhadap kedua aspek tersebut yakni aspek formal dan informal;
Dari pengertian diatas dapat disimpilkan bahwa budaya organisasi adalah dalam suatu lingkungan organisasi harus bisa berdaptasi dan berinteraksi sesama anggota organisasi lainya, saling mengenal dan menghargai adalah kunci keberhasilan dalam budaya organisasi.

Sumber:
Achmad Sobirin, 2009,    Budaya Organisasi, Pengertian, makna dan aplikasinya dalam kehiduoan organisasi, Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta

Manajemen stres
Stres didefinisikan sebagai respons adaptif terhadap situasi ekternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi.
Penting juga untuk menunjukkan bahwa:
1.       Stres bukan hannya masalah kecemasan;
Pada dasarnya, kecemasan terjadi dalam lingkup emosional dan psikologis, sementara stres terjadi dalam lingkup emosional, psikologis, dan juga fisik.
2.       Stres bukan hanya ketegangan saraf;
Seperti kecemasan, ketegangan saraf mungkin dihasilkan oleh stres, tetapi keduanya tidak sama. Orang yang pingsan menunjukkan stres, dan beberapa orang “mengendalikannya” serta tidak menunjukkannya nelalui ketegangan saraf;

3.       Stres bukan sesuatu yang selalu merusak, buruk, atau dihindari; stres tidak merusak atau buruk. Tetapi sebaliknya, merupakan sesuatu yang perlu dicari, bukannya dihindari. Tentu saja kuncinya adalah bagaimana manusia menangani stres. Stres tidak dapat dielakkan; Stres dapat dicegah atau dikontrol secara efektif.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai respons adaptif terhadap situasi ekternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi, biasanya dipengaruhi adanya masalah dan dilnadasi dengan emosi yang tinggi sehingga saraf tidak mampu mengendalikan sehingga mengakibatkan stress.

Sumber:
Fred Luthans, 2006, Organizational Behavior, Penerbit Andi, Yogyakarta.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar