Senin, 27 April 2015

The Theory of Ekonomic Growth



FENOMENA PERTUMBUHAN EKONOMI ( THE THEORY OF EKONOMIC GROWTH)
Diajukan untuk memenuhui tugas mata kuliah: Teori & Isu Ekonomi Politik



LOGO UNITRI
 






DWI OKNAWATI


DWI OKNAWATI
2012210020




ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2014





KATA PENGANTAR

                                                                                                                        
Assalamualaikum Wr, Wb.

Alkhamdulilah,Dengan memenjatkan puji syukur kepeda Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, walaupun kurang dari kata sempurna.Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Teori & Isu Ekonomi Politik dengan judul”Fenomena pertumbuhan ekonomi(the theory of ekonomic growth”, yang dibimbing oleh Bapak Ignatius Adiwidjaja S.Sos.,Msi
Tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memberikan gambaran atau menambah pengetahuan kepada pembaca tentangteori pertumbuhan ekonomi. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lain berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, khususnya kerjasama dari teman-teman kelompok yang telah bersedia meluangkan waktu dan pemkirannya yang telah diberikan, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
Dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis sudah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karenanya, penulis dengan senang hati akan menerima segala masukan, saran dan kritik yang bersifat konstruktif untuk menyempurnakannya.Semoga makalah ini dapat memberikan kemanfaatan yang besar kepada siapa saja yang membacanya, terima kasih.

Wassalamualaikum Wr, Wb.

                                                                                                                               
Malang, 09 April 2014
Penulis,

         Dwi Oknawati

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Pembangunan ekonomi diartikan perubahan struktur perekonomian suatu negara dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern. Perubahan meliputi komposisi permintaan dan produksi, industri, struktur lapangan kerja serta pasar (termasuk pasar luar negeri) dan keuangan. Kompleknya permsalahan memerlukan suatu proses jangka panjang dan berkelanjutan, meliputi peninjau kembalian kebijakan yang sudah dilakukan dan perbaikan, untuk ini memerlukan waktu satu abad. Arti pembangunan baru memberikan suatu kerangka pembangunan itu sendiri yang diawali tugas dan funggsinya. Semuanya harus dikaji dalam suatu rangkaian tugas dalam suatu hubungan kausal ( sebab dan akibat ). Disinilah letaknya teori.
1.2  RUMUSAN MASALAH
Bagaimana fenomena pertumbuhan ekonomi  dalam pemikiran Harrod Domar, Arthur Lewis, W.W. rostow, Hirschman, Rodan, Nurkse, Leibenstein, Mirdal dan Meire?
1.3  TUJUAN MASALAH
Mengetahui fenomena pertumbuhan ekonomi menurut para pakar pemikiran tersebut



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT HARROD DOMAR
Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar merupakan teori pertumbuhan yang berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju, teori itu merupakan perkembangan langsung teori ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang kemudian menjadi teori jangka panjang. Pada model Harrod-Domar peranan investasi sangat penting. Dalam jangka panjang investasi mempunyai pengaruh ganda. Di satu sisi investasi mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi juga mempengaruhi kapasitas produksi nasional dengan menambahkan stok modal yang tersedia. Harrod menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan kapasitas produksi penuh yang disebutnya sebagai pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady-state growth), efek permintaan yang ditimbulkan dari penambahan investasi harus selalu diimbangi oleh efek penawarannya tanpa terkecuali. Tetapi investasi dilakukan oleh pengusaha yang mempunyai pengharapan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu, karena itu keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap hanya dapat dicapai secara mantap pula apabila pengharapan para pengusaha stabil dan kemungkinan terjadinya hal itu sangat kecil, seperti yang dikemukakan oleh Joan Robinson (golden age). Harrod juga mengemukakan bahwa sekali keseimbangan itu terganggu, maka gangguan itu akan mendorong ekonomi nasional menuju ke arah depresi atau inflasi sekular. Karena itu Harrod melambangkan keseimbangan ekonomi tersebut sebagai keseimbangan mata pisau, mudah sekali tergelincir dan sekali tergelincir semuanya akan menjadi hancur (jadi keseimbangan yang tidak stabil). Teori pertumbuhan ekonomi Domar hampir mirip dengan teori Harrod walaupun ada beberapa perbedaan yang mendasar pula antara kedua teori itu. Perbedaan itu khususnya menyangkut mengenai tiadanya fungsi investasi pada model Domar, sehingga investasi yang sebenarnya tidak ditentukan di dalam teorinya.
2.2 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT ARTHUR LEWIS
Model ini dikenal dengan sebutan suplai tenaga kerja yang tidak terbatas adalah satu di antara model neo-klasik yang meneliti gejala di negara-negara berkembang (NSB). Model ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi dimulai di sebuah NSB yang mempunyai dua sektor dengan sifat yang berbeda, yakni prtanian tradisional yang subsistem di pedesaan dan industri yang modern di perkotaan.
Pandangan Klassik - (Lewis - Fe - Ranis )
Pembangunan ekonomi diartikan perubahan struktur perekonomian suatu negara dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern. Perubahan meliputi komposisi permintaan dan produksi, industri, struktur lapangan kerja serta pasar (termasuk pasar luar negeri) dan keuangan. Kompleknya permsalahan memerlukan suatu proses jangka panjang dan berkelanjutan, meliputi peninjau kembalian kebijakan yang sudah dilakukan dan perbaikan, untuk ini memerlukan waktu satu abad.
PemikIran Lewis-Fe- Ranis : Untuk mencapai masyarakat modern dari ikatan tradisional. Unsur-unsur dualisme ekonomi harus dilepas seperti masalah perkotaan dan pedesaan. Dualisme di bidang ekonomi hanya disebabkan push and pull factors ditengah-tengah masyarakat.  Lewis menyaranan agar dualisme ekonomi dilihat kaitan (hubungan) satu sama lain secara terintegrasi, sehingga push and pull factors berkurang. Diberikan contoh oleh Lewis : masalah urbanisasi dan industrialisasi.  

2.3 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT W.W ROSTOW

W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut:
a)      Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
  1. Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas.
  2. Belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern
  3. Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai
b)      Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off)
  1. Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi.
  2. Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.
c)      Periode Lepas Landas (The take off)
  1. Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk emndobrak penghalang-penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan.
  2. Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas
  3. Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat
  4. Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan nasional.
  5. Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat.
d)     Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity)
  1. Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian tumbuh secaa teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern.
  2. Investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.
  3. Output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk
  4. Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri.
  5. Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pad masa take off dengan penerapan teknologi modern
e)      Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption)
  1. Sektor-sektor industri emrupakan sektor yang memimpin (leading sector) bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa.
  2. Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.
  3. Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi.
  4. Pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi
2.3 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT HIRSCHMAN
Senada dengan Robenstein-Rodan perlu adanya keterkaitan antar industri, tetapi strateginya berbeda, yaitu :
    1. Pembangunan SOC tidak harus didahului pembangunan kegiatan produktif
        langsung ( Directly Productive Activities = DPA ). DPA datang kemudian.
    2. Pembangunan industri yang serentak akan mengundang resiko dan justru
        menciptakan ketidakseimbangan.
    3. Hirschman tidak setuju dengan intervensi pemerintah terhadap DPA, yang
        seharusnya diurus oeh sektor swasta.
2.4 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT RODAN
Menurut Rodan teori pertumbuhan ekonomi di perlukan tiga (3) syarat mutlak yaitu:
     1. Segi penawaran : untuk mendorong proses berkelanjutan diperlukan
         terlebih dahulu pembangunan Social Overhead Capital (SOC) dalam
         bentuk pembangunan insfrastruktur. 
     2. Segi permintaan : Mendirikan secara serempak industri yang berkaitan.
         Pembangunan industri secara terpisah mengandung resiko, khususnya
         di bidang pemasaran.
     3. Segi tabungan : Sama dengan yang dikemukakan Rostow dan Harrod-
         Domard, yaitu penyediaan tabungan sekitar 5 -10 %.

2.5 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT NURKSE

Pada dasarnya, pandangan Nurkse tidak banyak berbeda dengan Rosenstein – Rodan. Pada analisisnya, Nurkse (1956) menekankan bahwa pembangunan ekonomi bukan hanya menghadapi masalah pada kelangkaan modal, tetapi juga dalam mendapatkan pasar bagi barang-barang industry yang akan di kembangkan.
Nurkse mengatakan bahwa tingkat investasi yang rendah muncul sebagai akibat rendahnya daya beli masyarakat, sedangkan rendahnya daya beli itu disebabkan oleh rendahnya pendapatan riil masyarakat. Rendahnya pendapatan riil masyarakat ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas. Fenomena tersebut yang kemudian kita kenal dengan nama “lingkaran setan kemiskinan”.

2.6 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT LEIBENSTEIN

            Harvey Leibenstein (1957) mengajukan sebuah thesis yang menyatakan bahwa sebagian besar NSB dicengkeram oleh lingkaran setan kemiskinan yang membuat mereka tetap berada pada tingkat keseimbangan pendapatan per kapita yang rendah. Jalan keluar dari kebuntuan ini adalah dengan melakukan suatu upaya minimum kritis (critical minimum effort) tertentu yang akan meningkatkan pendapatan per kapita pada tingkat yang menghasilkan pembangunan yang berkesinambungan (sustainable).
Leibenstein juga mengatakan bahwa dalam masa transisi dari keterbelakangan menuju kearah yang lebih maju dimana kita dapat mengharapkan pertumbuhan jangka panjang yang mantap (steady-state growth) diperlukan sebuah kondisi dimana suatu perekonomian harus mendapatkan rangsangan pertumbuhan yang lebih besar diatas batas minimum kritis tertentu.
Pertumbuhan Penduduk Merupakan Fungsi Dari Pendapatan Per Kapita
Tesis Leibenstein didasarkan pada kenyataan bahwa laju pertumbuhan penduduk merupakan fungsi dari laju pendapatan per kapita. Laju pertumbuhan penduduk berkaitan erat dengan berbagai tahap pembangunan ekonomi. Argumen ini didasarkan pada tesis kapilaritas sosial-nya Dumont, yang menyatakan bahwa kenaikan pendapatan per kapita akan mengurangi keinginan untuk memperoleh banyak anak guna menunjang pendapatan orang tua.
Faktor Lain Yang Memerlukan Upaya Minimum Kritis
1.     Skala diekonomis internal, yang timbul sebagai akibat tak dapat “dibaginya” (indivisible) faktor produksi
2.     Skala disekonomis eksternal, yang timbul sebagai hambatan budaya dan kelembagaan yang ada di NSB.
Agen Pertumbuhan
Upaya minimum kritis hanya dapat dilakukan jika ada dukungan dari kondisi ekonomi yang relevan terhadap kegiatan usaha, sehingga laju kekuatan pendorong berkembang lebih cepat dari pada laju kekuatan penghambat pendapatan. Didalam proses pembangunan, kondisi tersebut dapat diciptakan melalui pengembangan agen-agen pertumbuhan.

2.7 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT MIRDAL
           
Gunnar Myrdal dalam bukunya yang Economic Theory and Underdeveloped Regions (1957) menjelaskan sebuah konsep yang sekarang kita kenal sebagai suatu  proses kausasi kumulatif ( circular cumulative causations ).
Menurut Myrdal, pembangunan dinegara-negara maju akan menyebabkan keadaan yang dapat menimbulkan hambatan yang lebih besar bagi Negara-negara yang terbelakang untuk dapat maju dan berkembang. Keadaan yang dapat menghambat pembangunan ini disebut sebagai Backwash effect.  Kemudian, keadaan yang dapat mendorong pembangunan dinegara yang lebih miskin disebut Spread Effect.
   Menurut Myrdal, ada tiga faktor yang menyebabkan munculnya backwash effect adalah :
1. Pola perpindahan penduduk atau migrasi dari Negara miskin ke Negara yang lebih maju.
2.  Pola aliran modal yang terjadi.
3.  Jaringan transportasi yang lebih baik dinegara-negara yang lebih maju.
   Myrdal menyatakan bahwa “jurang pembangunan” dapat menyempit, hanya jika terjadi disekonomis external ( external diseconomies ) sebagai akibat dari penuh sesaknya industry-industri dinegara yang lebih maju. Oleh karena itu, timbul dorongan untuk melaksanakan dan mengembangkan kegiatan ekonomi dinegara-negara lain.
   Menurut Myrdal, adanya perpindahan tenaga kerja dari Negara miskin menuju kenegara kaya sehingga pertumbuhan ekonominya akan menjadi lebih pesat.
            Pada hakikatnya, inti dari Paradigma Myrdal adalah bahwa selama Negara yang lebih kaya belum mengalami disekonomis eksternal, maka mekanisme pasar tidak akan mampu menyeimbangkan tingkat pertumbuhan dan pembangunan diberbagai Negara.  Sebaliknya, jika Negara yang kaya sudah atau sedang mengalami disekonomis external, maka dengan sendirinya mekanisme pasar akan menyeimbangkan dan menghapuskan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
   Secara umum konsep yang disampaikan Myrdal tersebut sangatlah logis, pasti ada hubungan yang saling mempengaruhi antara kegiatan-kegiatan ekonomi diberbagai Negara, tidak peduli apakah Negara tersebut adalah Negara miskin atau Negara kaya. Namun, salah satu kelemahan mendasar dari proses kausasi kumulatif terletak pada asumsi yang menyatakan bahwa tenaga kerja dapat mengalir dari satu Negara kenegara lainnya. Dewasa ini, arus migrasi tenaga kerja dari satu Negara ke Negara lainnya, terutama dari NSB ke Negara yang lebih maju, jumlahnya sangat terbatas. Arus migrasi tersebut tidak banyak mempengaruhi tingkat upah yang berlaku dikedua Negara tersebut. Kelemahan dan kelebihan dari migrasi adalah :
1.     Arus migrasi yang relatif kecil, tetapi proses migrasi tersebut menimbulkan kerugian ekonomis yang cukup besar bagi NSB, karena mereka akan kehilangan tenaga kerja yang potensial.
2.     Dapat mengurangi masalah pengangguran dinegara asalnya.
3.     Adanya tambahan devisa dari tenga kerja yang bekerja diluar negeri.

2.8 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT MEIRE
Meiere & Baldwin ( 1957 ) mencoba mengemukakan satu konsep pertumbuhan ekonomi yang agak berbeda.pertumbuhan ekonomi yang  Lingkaran kemiskinan ini timbul dari hubungan yang saling mempengaruhi antara kondisi masyarakat yang masih terbelakang/tradisional dan kekayaan alam yang masih belum dimanfaatkan sepenuhnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pembangunan ekonomi diartikan perubahan struktur perekonomian suatu negara dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern. dalam masa transisi dari keterbelakangan menuju kearah yang lebih maju dimana kita dapat mengharapkan pertumbuhan jangka panjang yang mantap (steady-state growth) diperlukan sebuah kondisi dimana suatu perekonomian harus mendapatkan rangsangan pertumbuhan yang lebih besar diatas batas minimum kritis tertentu. Dengan berbagai teori diatass cukup jelas untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi ke arah lebih maju.





















DAFTAR PUSTAKA


Arsyed, Linkcolin. 2010. Pengantar Ekonomi Pembangunan. BPFE-Yogyakarta.
Bauer,Peter T. 1979, Dissent Development: Studies and Debates in Development Economics, Oxford: Harvard University Press.
Gunnar Myrdal, 1957, Economic Theory and Underveloped Region, London: General Duckworth & Co.
Higgins, Benjamin. 1975. Economic Development: Problems Principle, and Policies, New York: W.W Norton & Company.
Hirchman, Albert O. 1958. The Strategy of Economic Development, New Haven: Yale University Press.
Leibenstein, Harvey. 1966. Incremental Capital-Output Rations and Growth Rates in The Short Run, The Review of Economy, Vol.65(2), pp. 91-103.
Lewis, W.Arthur. 1984. The State  of Development Theory, American Economic Review, Vol. 74(1), pp. 1-10
Lewis, W. Arthur. 1954. Economic Development with Unlimited supplies of Labour, Manchester school, Vol. 22(2), pp. 139-191
Meier, Gerald M. & Robert E. Baldwin. 1957. Economic Development: Theory, History, and Policy, New York: Wiley.
Sukirno Sadono;1985 Ekonomi pembangunan”proses masalahdan dasar kebijakan “penerbit fakultas.ekonomi Universitas Indonesia hal 101-103
W.W Rostow;1956 ”the take-off into selfsustained groth” economi jurnal

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar