FENOMENA
PERTUMBUHAN EKONOMI ( THE THEORY OF EKONOMIC GROWTH)
Diajukan
untuk memenuhui tugas mata kuliah: Teori & Isu Ekonomi Politik
![]() |
DWI OKNAWATI
DWI OKNAWATI
2012210020
ILMU
ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2014
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr, Wb.
Alkhamdulilah,Dengan memenjatkan puji syukur kepeda Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, walaupun kurang dari kata sempurna.Makalah ini merupakan tugas mata
kuliah Teori & Isu Ekonomi Politik dengan judul”Fenomena pertumbuhan ekonomi(the theory of ekonomic
growth”, yang dibimbing oleh Bapak Ignatius Adiwidjaja S.Sos.,Msi
Tujuan dari penulisan
makalah ini tidak lain untuk memberikan gambaran atau menambah pengetahuan
kepada pembaca tentangteori pertumbuhan ekonomi. Penulis menyadari bahwa
didalam pembuatan makalah ini tidak lain berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang
Maha Esa dan juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, khususnya kerjasama
dari teman-teman kelompok yang telah bersedia meluangkan waktu dan pemkirannya
yang telah diberikan, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa
hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
dan membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
Dalam proses penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun
cara penulisannya. Namun demikian, penulis sudah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh
karenanya, penulis dengan senang hati akan menerima segala masukan, saran dan
kritik yang bersifat konstruktif untuk menyempurnakannya.Semoga makalah ini
dapat memberikan kemanfaatan yang besar kepada siapa saja yang membacanya,
terima kasih.
Wassalamualaikum Wr, Wb.
Malang, 09 April 2014
Penulis,
Dwi Oknawati
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan ekonomi diartikan
perubahan struktur perekonomian suatu negara dari ekonomi tradisional ke
ekonomi modern. Perubahan meliputi komposisi permintaan dan produksi, industri,
struktur lapangan kerja serta pasar (termasuk pasar luar negeri) dan keuangan. Kompleknya
permsalahan memerlukan suatu proses jangka panjang dan berkelanjutan, meliputi
peninjau kembalian kebijakan yang sudah dilakukan dan perbaikan, untuk ini
memerlukan waktu satu abad. Arti pembangunan baru memberikan suatu kerangka
pembangunan itu sendiri yang diawali tugas dan funggsinya. Semuanya harus
dikaji dalam suatu rangkaian tugas dalam suatu hubungan kausal ( sebab dan
akibat ). Disinilah letaknya teori.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana fenomena
pertumbuhan ekonomi dalam pemikiran
Harrod Domar, Arthur Lewis, W.W. rostow, Hirschman, Rodan, Nurkse, Leibenstein,
Mirdal dan Meire?
1.3 TUJUAN MASALAH
Mengetahui fenomena
pertumbuhan ekonomi menurut para pakar pemikiran tersebut
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT HARROD DOMAR
Teori pertumbuhan ekonomi
Harrod-Domar merupakan teori pertumbuhan yang berdasarkan pada pertumbuhan
ekonomi di negara-negara maju, teori itu merupakan perkembangan langsung teori
ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang kemudian menjadi
teori jangka panjang. Pada model Harrod-Domar peranan investasi sangat penting.
Dalam jangka panjang investasi mempunyai pengaruh ganda. Di satu sisi investasi
mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi juga mempengaruhi
kapasitas produksi nasional dengan menambahkan stok modal yang tersedia. Harrod
menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan kapasitas
produksi penuh yang disebutnya sebagai pertumbuhan ekonomi yang mantap
(steady-state growth), efek permintaan yang ditimbulkan dari penambahan
investasi harus selalu diimbangi oleh efek penawarannya tanpa terkecuali.
Tetapi investasi dilakukan oleh pengusaha yang mempunyai pengharapan yang tidak
selalu sama dari waktu ke waktu, karena itu keseimbangan ekonomi jangka panjang
yang mantap hanya dapat dicapai secara mantap pula apabila pengharapan para
pengusaha stabil dan kemungkinan terjadinya hal itu sangat kecil, seperti yang
dikemukakan oleh Joan Robinson (golden age). Harrod juga mengemukakan bahwa
sekali keseimbangan itu terganggu, maka gangguan itu akan mendorong ekonomi
nasional menuju ke arah depresi atau inflasi sekular. Karena itu Harrod
melambangkan keseimbangan ekonomi tersebut sebagai keseimbangan mata pisau,
mudah sekali tergelincir dan sekali tergelincir semuanya akan menjadi hancur
(jadi keseimbangan yang tidak stabil). Teori pertumbuhan ekonomi Domar hampir
mirip dengan teori Harrod walaupun ada beberapa perbedaan yang mendasar pula
antara kedua teori itu. Perbedaan itu khususnya menyangkut mengenai tiadanya
fungsi investasi pada model Domar, sehingga investasi yang sebenarnya tidak ditentukan
di dalam teorinya.
2.2
PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT ARTHUR LEWIS
Model ini dikenal
dengan sebutan suplai tenaga kerja yang tidak terbatas adalah satu di antara
model neo-klasik yang meneliti gejala di negara-negara berkembang (NSB). Model
ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi dimulai di sebuah NSB yang
mempunyai dua sektor dengan sifat yang berbeda, yakni prtanian tradisional yang
subsistem di pedesaan dan industri yang modern di perkotaan.
Pandangan Klassik - (Lewis - Fe - Ranis )
Pembangunan ekonomi diartikan
perubahan struktur perekonomian suatu negara dari ekonomi tradisional ke
ekonomi modern. Perubahan meliputi komposisi permintaan dan produksi, industri,
struktur lapangan kerja serta pasar (termasuk pasar luar negeri) dan keuangan.
Kompleknya permsalahan memerlukan suatu proses jangka panjang dan
berkelanjutan, meliputi peninjau kembalian kebijakan yang sudah dilakukan dan
perbaikan, untuk ini memerlukan waktu satu abad.
PemikIran Lewis-Fe- Ranis : Untuk
mencapai masyarakat modern dari ikatan tradisional. Unsur-unsur dualisme
ekonomi harus dilepas seperti masalah perkotaan dan pedesaan. Dualisme di
bidang ekonomi hanya disebabkan push and pull factors ditengah-tengah
masyarakat. Lewis menyaranan agar dualisme
ekonomi dilihat kaitan (hubungan) satu sama lain secara terintegrasi, sehingga
push and pull factors berkurang. Diberikan contoh oleh Lewis : masalah
urbanisasi dan industrialisasi.
2.3
PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT W.W ROSTOW
W.W.Rostow mengungkapkan teori
pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth
menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai
berikut:
a) Masyarakat
Tradisional (The Traditional Society)
- Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas.
- Belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern
- Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai
b) Masyarakat
pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off)
- Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi.
- Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.
c) Periode
Lepas Landas (The take off)
- Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk emndobrak penghalang-penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan.
- Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas
- Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat
- Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan nasional.
- Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat.
d) Gerak Menuju
Kedewasaan (Maturity)
- Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian tumbuh secaa teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern.
- Investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.
- Output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk
- Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri.
- Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pad masa take off dengan penerapan teknologi modern
e) Tingkat
Konsumsi Tinggi (high mass consumption)
- Sektor-sektor industri emrupakan sektor yang memimpin (leading sector) bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa.
- Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.
- Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi.
- Pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi
2.3 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT HIRSCHMAN
Senada
dengan Robenstein-Rodan perlu adanya keterkaitan antar industri, tetapi
strateginya berbeda, yaitu :
1. Pembangunan SOC tidak harus didahului pembangunan kegiatan produktif
langsung ( Directly Productive Activities
= DPA ). DPA datang kemudian.
2. Pembangunan industri yang serentak akan mengundang resiko dan justru
menciptakan ketidakseimbangan.
3. Hirschman tidak setuju dengan intervensi pemerintah terhadap DPA,
yang
seharusnya diurus oeh sektor swasta.
2.4
PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT RODAN
Menurut Rodan teori pertumbuhan
ekonomi di perlukan tiga (3) syarat mutlak yaitu:
1. Segi penawaran : untuk mendorong proses berkelanjutan diperlukan
terlebih dahulu pembangunan Social
Overhead Capital (SOC) dalam
bentuk pembangunan
insfrastruktur.
2. Segi permintaan : Mendirikan secara serempak industri yang berkaitan.
Pembangunan industri secara terpisah
mengandung resiko, khususnya
di bidang pemasaran.
3. Segi tabungan : Sama dengan yang dikemukakan Rostow dan Harrod-
Domard, yaitu penyediaan tabungan
sekitar 5 -10 %.
2.5
PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT NURKSE
Pada
dasarnya, pandangan Nurkse tidak
banyak berbeda dengan Rosenstein –
Rodan. Pada analisisnya, Nurkse
(1956) menekankan bahwa pembangunan ekonomi bukan hanya menghadapi masalah
pada kelangkaan modal, tetapi juga dalam mendapatkan pasar bagi barang-barang
industry yang akan di kembangkan.
Nurkse mengatakan bahwa tingkat investasi yang rendah muncul sebagai akibat
rendahnya daya beli masyarakat, sedangkan rendahnya daya beli itu disebabkan
oleh rendahnya pendapatan riil masyarakat. Rendahnya pendapatan riil masyarakat
ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas. Fenomena tersebut yang kemudian
kita kenal dengan nama “lingkaran setan kemiskinan”.
2.6
PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT LEIBENSTEIN
Harvey Leibenstein (1957) mengajukan sebuah thesis yang menyatakan bahwa sebagian besar NSB
dicengkeram oleh lingkaran setan kemiskinan yang membuat mereka tetap berada
pada tingkat keseimbangan pendapatan per kapita yang rendah. Jalan keluar dari
kebuntuan ini adalah dengan melakukan suatu upaya minimum kritis (critical minimum effort) tertentu yang
akan meningkatkan pendapatan per kapita pada tingkat yang menghasilkan
pembangunan yang berkesinambungan (sustainable).
Leibenstein juga mengatakan bahwa dalam masa transisi dari keterbelakangan menuju
kearah yang lebih maju dimana kita dapat mengharapkan pertumbuhan jangka
panjang yang mantap (steady-state growth)
diperlukan sebuah kondisi dimana suatu perekonomian harus mendapatkan
rangsangan pertumbuhan yang lebih besar diatas batas minimum kritis tertentu.
Pertumbuhan
Penduduk Merupakan Fungsi Dari Pendapatan Per Kapita
Tesis Leibenstein didasarkan pada kenyataan bahwa laju pertumbuhan penduduk merupakan fungsi
dari laju pendapatan per kapita. Laju pertumbuhan penduduk berkaitan erat
dengan berbagai tahap pembangunan ekonomi. Argumen ini didasarkan pada tesis kapilaritas sosial-nya Dumont, yang menyatakan bahwa kenaikan
pendapatan per kapita akan mengurangi keinginan untuk memperoleh banyak anak
guna menunjang pendapatan orang tua.
Faktor Lain
Yang Memerlukan Upaya Minimum Kritis
1.
Skala diekonomis internal, yang timbul sebagai akibat tak dapat “dibaginya”
(indivisible) faktor produksi
2.
Skala disekonomis eksternal, yang timbul sebagai hambatan budaya dan
kelembagaan yang ada di NSB.
Agen Pertumbuhan
Upaya
minimum kritis hanya dapat dilakukan jika ada dukungan dari kondisi ekonomi
yang relevan terhadap kegiatan usaha, sehingga laju kekuatan pendorong
berkembang lebih cepat dari pada laju kekuatan penghambat pendapatan. Didalam
proses pembangunan, kondisi tersebut dapat diciptakan melalui pengembangan
agen-agen pertumbuhan.
2.7 PERTUMBUHAN
EKONOMI MENURUT MIRDAL
Gunnar
Myrdal dalam bukunya yang Economic Theory and Underdeveloped Regions
(1957) menjelaskan sebuah konsep yang sekarang kita kenal sebagai suatu proses kausasi kumulatif ( circular cumulative causations ).
Menurut Myrdal, pembangunan dinegara-negara maju akan menyebabkan keadaan
yang dapat menimbulkan hambatan yang lebih besar bagi Negara-negara yang
terbelakang untuk dapat maju dan berkembang. Keadaan yang dapat menghambat
pembangunan ini disebut sebagai Backwash
effect. Kemudian, keadaan yang dapat
mendorong pembangunan dinegara yang lebih miskin disebut Spread Effect.
Menurut Myrdal,
ada tiga faktor yang menyebabkan munculnya backwash
effect adalah :
1. Pola
perpindahan penduduk atau migrasi dari Negara miskin ke Negara yang lebih maju.
2. Pola aliran modal yang terjadi.
3. Jaringan transportasi yang lebih baik dinegara-negara yang
lebih maju.
Myrdal menyatakan bahwa “jurang pembangunan” dapat menyempit, hanya
jika terjadi disekonomis external ( external
diseconomies ) sebagai akibat dari penuh sesaknya industry-industri
dinegara yang lebih maju. Oleh karena itu, timbul dorongan untuk melaksanakan
dan mengembangkan kegiatan ekonomi dinegara-negara lain.
Menurut Myrdal,
adanya perpindahan tenaga kerja dari Negara miskin menuju kenegara kaya
sehingga pertumbuhan ekonominya akan menjadi lebih pesat.
Pada hakikatnya, inti dari
Paradigma Myrdal adalah bahwa selama
Negara yang lebih kaya belum mengalami disekonomis eksternal, maka mekanisme
pasar tidak akan mampu menyeimbangkan tingkat pertumbuhan dan pembangunan
diberbagai Negara. Sebaliknya, jika
Negara yang kaya sudah atau sedang mengalami disekonomis external, maka dengan
sendirinya mekanisme pasar akan menyeimbangkan dan menghapuskan tingkat
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Secara umum konsep yang disampaikan Myrdal
tersebut sangatlah logis, pasti ada hubungan yang saling mempengaruhi antara
kegiatan-kegiatan ekonomi diberbagai Negara, tidak peduli apakah Negara
tersebut adalah Negara miskin atau Negara kaya. Namun, salah satu kelemahan
mendasar dari proses kausasi kumulatif terletak pada asumsi yang menyatakan
bahwa tenaga kerja dapat mengalir dari satu Negara kenegara lainnya. Dewasa
ini, arus migrasi tenaga kerja dari satu Negara ke Negara lainnya, terutama dari
NSB ke Negara yang lebih maju, jumlahnya sangat terbatas. Arus migrasi tersebut
tidak banyak mempengaruhi tingkat upah yang berlaku dikedua Negara tersebut.
Kelemahan dan kelebihan dari migrasi adalah :
1. Arus migrasi yang relatif kecil, tetapi proses
migrasi tersebut menimbulkan kerugian ekonomis yang cukup besar bagi NSB,
karena mereka akan kehilangan tenaga kerja yang potensial.
2. Dapat mengurangi masalah pengangguran dinegara
asalnya.
3. Adanya tambahan devisa dari tenga kerja yang
bekerja diluar negeri.
2.8
PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT MEIRE
Meiere &
Baldwin ( 1957 ) mencoba mengemukakan
satu konsep pertumbuhan ekonomi yang agak
berbeda.pertumbuhan
ekonomi yang Lingkaran kemiskinan ini timbul dari hubungan
yang saling mempengaruhi antara kondisi masyarakat yang masih
terbelakang/tradisional dan kekayaan alam yang masih belum dimanfaatkan
sepenuhnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pembangunan
ekonomi diartikan perubahan struktur perekonomian suatu negara dari ekonomi
tradisional ke ekonomi modern. dalam masa
transisi dari keterbelakangan menuju kearah yang lebih maju dimana kita dapat
mengharapkan pertumbuhan jangka panjang yang mantap (steady-state growth) diperlukan sebuah kondisi dimana suatu
perekonomian harus mendapatkan rangsangan pertumbuhan yang lebih besar diatas
batas minimum kritis tertentu. Dengan berbagai teori diatass cukup
jelas untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi ke arah lebih maju.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyed, Linkcolin. 2010. Pengantar Ekonomi Pembangunan.
BPFE-Yogyakarta.
Bauer,Peter T. 1979, Dissent
Development: Studies and Debates in
Development Economics, Oxford: Harvard University Press.
Gunnar Myrdal, 1957, Economic Theory and Underveloped Region,
London: General Duckworth & Co.
Higgins, Benjamin. 1975. Economic Development: Problems Principle,
and Policies, New York: W.W Norton & Company.
Hirchman, Albert O. 1958. The Strategy of Economic Development,
New Haven: Yale University Press.
Leibenstein, Harvey. 1966.
Incremental Capital-Output Rations and Growth Rates in The Short Run, The Review of Economy, Vol.65(2), pp.
91-103.
Lewis, W.Arthur. 1984. The
State of Development Theory, American Economic Review, Vol. 74(1),
pp. 1-10
Lewis, W. Arthur. 1954.
Economic Development with Unlimited supplies of Labour, Manchester school, Vol. 22(2), pp. 139-191
Meier, Gerald M. & Robert
E. Baldwin. 1957. Economic Development:
Theory, History, and Policy, New York: Wiley.
Sukirno Sadono;1985 Ekonomi pembangunan”proses masalahdan dasar
kebijakan “penerbit fakultas.ekonomi Universitas Indonesia hal 101-103
W.W Rostow;1956 ”the take-off into selfsustained groth”
economi jurnal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar