TUGAS
SOSIOLOGI
ANTROPOLOGI
![]() |
DWI
OKNAWATI
2012210020
ILMU
ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2013
STRUKTUR
SOSIAL
v Pengertian
Struktur Sosial
Struktur sosial yaitu suatu struktur yang merujuk pada pola interaksi tertentu yang kurang lebih mantap dan tetap, yang terdiri atas jaringan relasi-relasi kelas sosial hierarkis dan pembagian kerja tertentu, serta ditopang oleh kaidah-kaidah, peraturan-peraturan, dan nilai-nilai budaya.
Peran dari
struktur sosial adalah menarik perhatian terhadap keterbatasan-keterbatasan
tekanan atas tindakan sosial, dan karena ini sebagai otonomi manusia.
v Teori Strukturasi
Menurut
pandangan Giddens yang pertama, struktur sosial lebih menekankan komponen
struktur sebagai sebuah mekanisme yang
mampu mengubah perilaku
individu.Pandangan ini dikembangkan oleh kelompok fungsional
–setruktural:Comte,Durkheim,Parsons,Marx. Pandangan kedua adalah sebaliknya,
pandangan ini menekankan peran aktif individu dalam proses sosial yang mampu mempengaruhi kerja struktur
sosial.Dari kedua pandangan tersebut disebut sebagai teori setrukturasi,
yang lebih bersifat memberdayakan,
memungkinknan terjadinya praktik sosial.Objektifitas tidak struktur tidak bersiufat eksternal
melainkan bmelekat pada tindakan
dan praktik sosial yang kita lakukan.
Struktur bukanlan objek yang bersifat materiil, melainkan sebuah sekema yang
muncul dalam praktik-praktik sosial.
Teori
strukturasi mengawinkan dua pandangan yang berseberangan itu dengan melihat
hubungan dualitas antara struktur agen
dan dikaitkan dengan sentralitas
waktu dan ruang.Teori strukturasi menunjukan bahwa agen manusia secara kontinu
memproduksi struktur sosial artinya, individu dapat melakukan perubahan atas
struktur sosial.
Dalam pembahasan struktur sosial,
menurut Ralph Linton, dikenal dua konsep penting, status (status) dan peran
(role). Pada umumnya struktur sosial memiliki empat elemen dasar, yaitu:
1. Status
sosial
Merupakan kedudukan atau posisi sosial seseorang dalam masyarakat. Status terbagi atas:
• Ascribed status → status yang didapat secara otomatis melalui kelahiran
• Achieved status → status yang didapat melalui usaha sendiri
• Assigned status → status yang diberikan kepada seseorang karena jasanya bagi masyarakat
Merupakan kedudukan atau posisi sosial seseorang dalam masyarakat. Status terbagi atas:
• Ascribed status → status yang didapat secara otomatis melalui kelahiran
• Achieved status → status yang didapat melalui usaha sendiri
• Assigned status → status yang diberikan kepada seseorang karena jasanya bagi masyarakat
2. Peran
sosial
Merupakan seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status sosial tertentu.
Merupakan seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status sosial tertentu.
3. Kelompok
Merupakan sekelompok orang yang memiliki norma-norma, nilai-nilai dan harapan yang sama serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi
Merupakan sekelompok orang yang memiliki norma-norma, nilai-nilai dan harapan yang sama serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi
4. Institusi
Merupakan kumpulan norma-norma yang berkisar pada pemenuhan suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.
Merupakan kumpulan norma-norma yang berkisar pada pemenuhan suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.
STRATIFIKASI SOSIAL
1. Pengertian
Stratifikasi Sosial
Menurut Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise. Sedangkan menurut Cuber,
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda.
Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
2. Karakteristik
Stratifikasi Sosial
Ada tiga aspek yang merupakan karakteristik stratifikasi sosial, yaitu perbedaan kemampuan, perbedaan gaya hidup, serta perbedaan hak dan akses dalam pemanfaatan sumber daya.
a. Perbedaan
kemampuan dan kesanggupan
Anggota masyarakat yang menduduki strata tinggi tentu memiliki kesanggupan dan kemampuan yang lebih besar dibandingkan anggota masyarakat di bawahnya.
Anggota masyarakat yang menduduki strata tinggi tentu memiliki kesanggupan dan kemampuan yang lebih besar dibandingkan anggota masyarakat di bawahnya.
b. Perbedaan
Gaya Hidup
Seorang direktur perusahaan dituntut selalu berpakaian rapi. Biasanya mereka juga melengkapi penampilan dengan aksesori-aksesori lain untuk menunjang kemantapan penampilan seperti memakai dasi, bersepatu mahal, memakai pakaian merek terkenal dan perlengkapan lain yang sesuai dengan statusnya.
Seorang direktur perusahaan dituntut selalu berpakaian rapi. Biasanya mereka juga melengkapi penampilan dengan aksesori-aksesori lain untuk menunjang kemantapan penampilan seperti memakai dasi, bersepatu mahal, memakai pakaian merek terkenal dan perlengkapan lain yang sesuai dengan statusnya.
c. Perbedaan
Hak dan Akses dalam Pemanfaatan Sumber Daya
Seseorang yang menduduki jabatan tinggi biasanya akan makin banyak hak dan fasilitas yang diperolehnya. Sementara itu seseorang yang tidak menduduki jabatan apapun tentu saja hak dan fasilitas yang mampu dinikmati akan makin kecil.
Seseorang yang menduduki jabatan tinggi biasanya akan makin banyak hak dan fasilitas yang diperolehnya. Sementara itu seseorang yang tidak menduduki jabatan apapun tentu saja hak dan fasilitas yang mampu dinikmati akan makin kecil.
5. Terjadinya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial terjadi melalui
proses sebagai berikut:
a. Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.
b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama Biasanya dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.
a. Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.
b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama Biasanya dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.
6. Kriteria untuk Menentukan
Stratifikasi Sosial
Kriteria atau ukuran yang umumnya
digunakan untuk mengelompokkan para anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan
tertentu adalah sebagai berikut :
a. Kekayaan
Kekayaan atau sering juga disebut ukuran ekonomi. Orang yang memiliki harta benda berlimpah (kaya) akan lebih dihargai dan dihormati daripada orang yang miskin.
Kekayaan atau sering juga disebut ukuran ekonomi. Orang yang memiliki harta benda berlimpah (kaya) akan lebih dihargai dan dihormati daripada orang yang miskin.
b. Kekuasaan
Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat. Seorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknya orang yang tidak mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah.
Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat. Seorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknya orang yang tidak mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah.
c. Keturunan
Ukuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Keturunan yang dimaksud adalah keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau kehormatan.
Ukuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Keturunan yang dimaksud adalah keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau kehormatan.
d. Pendidikan
Pendidikan bukan sekedar memberikan keterampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang seperti perubahan mental, selera, minat, tujuan, etika, cara berbicara dan sebagainya.
Pendidikan bukan sekedar memberikan keterampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang seperti perubahan mental, selera, minat, tujuan, etika, cara berbicara dan sebagainya.
e. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan salah satu penentu kelas sosial. Pada masyarakat primitif pembuat tombak, pembuat sampan, dan dukun memiliki status sosial yang jelas berdasarkan jenis pekerjaan mereka..
Pekerjaan merupakan salah satu penentu kelas sosial. Pada masyarakat primitif pembuat tombak, pembuat sampan, dan dukun memiliki status sosial yang jelas berdasarkan jenis pekerjaan mereka..
7. Sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat
dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial
tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial
campuran.
a. Stratifikasi Sosial Tertutup
(Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Stratifikasi sosial bersifat tertutup terdapat pada masyarakat berkasta dan masyarakat feodal.
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Stratifikasi sosial bersifat tertutup terdapat pada masyarakat berkasta dan masyarakat feodal.
b. Stratifikasi Sosial Terbuka
(Opened Social Stratification)
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
• Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
• Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
• Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
• Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
8. Fungsi Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat berfungsi
sebagai berikut :
a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.
b. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan, dan sebagainya.
c. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
d. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
e. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok, yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.
b. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan, dan sebagainya.
c. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
d. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
e. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok, yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
9. Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial
Unsur-unsur di dalam stratifikasi
sosial adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan
merupakan unsur pokok sistem lapisan dalam suatu masyarakat dan mempuanya arti
yang sangat penting bagi masyarakat.
10. Akibat Perbedaan Kedudukan dan
Peran Sosial dalam Tindakan dan Interaksi Sosial
Perbedaan pendidikan, kekayaan, pekerjaan, status atau kelas sosial tidak hanya mengakibatkan perbedaan gaya hidup dan tindakan. Perbedaan tersebut juga menimbulkan sejumlah perbedaan lain dalam berbagai aspek kehidupan manusia, seperti: menentukan kesempatan hidup,kebahagiaan dalam berkeluarga,membentuk gaya hidup,membentuk sikap politik, dan menyiapkan anggota demi setatus yang baik.
DIFERENSIASI SOSIAL
1.
Pengertian Diferensiasi Sosial
Kalau kita memperhatikan masyarakat
di sekitar kita, ada banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai.
Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis, clan (klan),
pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin.
Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat
diklasifikasikan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam
lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah.
Perbedaan itu hanya secara horizontal. Perbedaan seperti ini dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.
Perbedaan itu hanya secara horizontal. Perbedaan seperti ini dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.
Dalam masyarakat Indonesia,
diferensiasi sosial yang ada sangat beraneka ragam. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor itu antara lain.
a. Wilayah Indonesia erdiri atas ribuan pula yang terbentang dengan luas 1.906.240 km2 serta terletak diantara dua samudra dan dua benua. Kondisi ini menyebabkan masing-masing pulau mempunyai keragaman alam dan kebudayaan sendiri
b. Letak dan keadaan geografis masing-masing pulau atau daerah berbeda-beda.
c. Perbedaan dalam menyerap unsur-unsur budaya asing yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat
d. Perbedaan sistem religi yang dianut masyarakat
a. Wilayah Indonesia erdiri atas ribuan pula yang terbentang dengan luas 1.906.240 km2 serta terletak diantara dua samudra dan dua benua. Kondisi ini menyebabkan masing-masing pulau mempunyai keragaman alam dan kebudayaan sendiri
b. Letak dan keadaan geografis masing-masing pulau atau daerah berbeda-beda.
c. Perbedaan dalam menyerap unsur-unsur budaya asing yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat
d. Perbedaan sistem religi yang dianut masyarakat
Diferensiasi sosial ditandai dengan
adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu.
Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
a. Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu.
Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.
Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.
c. Ciri Budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
v Perbedaan
deferensi dan stratifikasi
1. Diferensiasi Berdasarkan Ras
Ras adalah kategori individu yang
secara turun temurun memiliki ciri-ciri fisik dan biologis tertentu.
Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri-ciri
fisiknya, bukan budayanya.
2. Diferensiasi Berdasarkan Etnis
Diferensiasi masyarakat Indonesia juga ditandai dengan beragamnya suku bangsa atau etnis. Suku bangsa merupakan gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial lainnya karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umumnya berkaitan dengan asal usul dan tempat asal serta kebudayaannya.
Diferensiasi masyarakat Indonesia juga ditandai dengan beragamnya suku bangsa atau etnis. Suku bangsa merupakan gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial lainnya karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umumnya berkaitan dengan asal usul dan tempat asal serta kebudayaannya.
3. Diferensiasi Berdasarkan Klan
Klan (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klan adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
Klan (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klan adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
4. Diferensiasi Berdasarkan Agama
Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya.
Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya.
5. Diferensiasi Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Gender
Untuk memahami konsep gender, kita harus mampu membedakan kata gender dengan jenis kelamin. Antara gender dan jenis kelami memiliki arti yang berbeda. Jenis kelamin merupakan penyifatan atau pembagian jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis dan melekat pada jenis kelami tertentu. Ciri-ciri biologis akan dengan mudah dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya laki-laki memiliki jakun dan memproduksi sperma, sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi dan rahim.
Untuk memahami konsep gender, kita harus mampu membedakan kata gender dengan jenis kelamin. Antara gender dan jenis kelami memiliki arti yang berbeda. Jenis kelamin merupakan penyifatan atau pembagian jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis dan melekat pada jenis kelami tertentu. Ciri-ciri biologis akan dengan mudah dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya laki-laki memiliki jakun dan memproduksi sperma, sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi dan rahim.
Sedangkan gender adalah sifat yang
melekat pada laki-laki dan perempuan yang terbentuk secara sosial dan kultural.
Misalnya, perempuan itu secara umum dikenal lemah lembut, emosional dan
keibuan. Sementara itu, laki-laki dianggap memiliki sifat rasional, jantan dan
perkasa. Walaupun begitu banyak juga perempuan yang kuat, rasional dan perkasa.
Sementara itu, banyak juga laki-laki yang emosional dan lemah lembut.
DAFTAR
PUSTAKA
Bryan S.Turner, 2012, Teori sosial dari klasik sampai
postmodern; Yogyakarta: Pustaka belajar
Martono, Nanang,2012, Sosiologi perubahan
sosial(perspektif klasik,modern,posmodern,dan poskolonial); Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Scott,John,2012, Teori sosial masalah- masalah pokok
dalam sosiologi; Yogyakarta:Pustaka belajar